Anjing adalah
mamalia yang telah mengalami
domestikasi
dari
serigala sejak 15.000 tahun yang lalu
[3]
atau mungkin sudah sejak 100.000 tahun yang lalu berdasarkan bukti
genetik berupa penemuan
fosil dan
tes DNA.
[4]
Penelitian lain mengungkap sejarah domestikasi anjing yang belum begitu
lama.
[5][6][7]
Anjing telah berkembang menjadi ratusan
ras dengan berbagai macam variasi, mulai dari
anjing tinggi badan beberapa puluh cm seperti
Chihuahua hingga
Irish
Wolfhound yang tingginya lebih dari satu meter. Warna
rambut
anjing bisa beraneka ragam, mulai dari
putih sampai
hitam,
juga
merah,
abu-abu
(sering disebut "biru"), dan
coklat. Selain itu, anjing memiliki
berbagai jenis rambut, mulai dari yang sangat pendek hingga yang
panjangnya bisa mencapai beberapa sentimeter. Rambut anjing bisa lurus
atau keriting, dan bertekstur kasar hingga lembut seperti benang
wol.
Ilmu pengetahuan yang mempelajari
segala hal mengenai anjing dinamakan
kinologi (dari
bahasa Belanda, kynologie).
Bukti baru mengungkap anjing pertama kali didomestikasi di Asia
Timur, kemungkinan di Tiongkok
[8].
Manusia pertama yang menginjakkan kaki di Amerika Utara membawa serta
anjing dari Asia. Penelitian genetika telah berhasil mengidentifikasi
14 ras anjing kuno. Di
antaranya,
Chow Chow,
Sharpei,
Akita,
Shiba dan
Basenji
merupakan ras anjing yang tertua. Teori yang mengatakan anjing berasal
dari Asia mungkin bisa dipercaya karena sebagian besar dari 14 ras
anjing kuno berasal dari China dan Jepang.
[8]
[sunting] Hubungan dengan
manusia
Anjing merupakan
hewan sosial
sama seperti halnya manusia. Kedekatan pola perilaku anjing dengan
manusia menjadikan anjing bisa dilatih, diajak bermain, tinggal bersama
manusia, dan diajak bersosialiasi dengan manusia dan anjing yang lain.
Anjing memiliki posisi unik dalam hubungan antarspesies. Kesetiaan dan
pengabdian yang ditunjukkan anjing sangat mirip dengan konsep manusia
tentang
cinta
dan
persahabatan. Walaupun sudah merupakan naluri
alami anjing sebagai hewan kelompok, pemilik anjing sangat menghargai
kesetiaan dan pengabdian anjing dan menganggapnya sebagai anggota
keluarga sendiri. Anjing kesayangan bahkan sering sampai diberi nama
keluarga yang sama seperti nama pemiliknya. Sebaliknya, anjing
menganggap manusia sebagai anggota kelompoknya. Anjing hanya sedikit
membedakan kedudukan sang pemilik dengan rekan anjing yang masih satu
kelompok, dan bahkan sering tidak membedakannya sama sekali.
Istilah anjing mengacu pada serigala hasil
domestikasi
Canis lupus familiaris. Anjing pernah diklasifikasikan sebagai
speseies yang berbeda dari serigala,
Canis familiaris, oleh
Linnaeus pada tahun 1758. Pada tahun 1993,
Lembaga Smithsonian dan
Asosiasi Ahli Mamalia Amerika menetapkan anjing sebagai
subspesies
serigala abu-abu Canis lupus. Di
Indonesia,
anjing hutan yang asli
Pulau Sumatera dan
Jawa disebut
ajak.
Orang senang memelihara anjing karena anjing binatang yang pintar.
Anjing dianggap mempunyai kecerdasan yang cukup tinggi menurut
penelitian
ilmiah dan bukti-bukti lapangan. Tingkat kecerdasan anjing
bergantung pada ras dan masing-masing anjing secara individu. Anjing ras
Border
Collie terkenal dapat mematuhi dan menjalankan berbagai macam
perintah. Anjing ras lain mungkin tidak tertarik untuk menuruti perintah
manusia, tapi lebih suka menunjukkan kepintaran dalam hal-hal lain
seperti menggembalakan hewan ternak.
Asal-usul anjing sebagai keturunan serigala yang hidup berkelompok
membuat anjing jadi lebih mudah dilatih dibandingkan hewan lain. Sebagai
anggota kelompok, anjing mempunyai naluri untuk patuh. Sebagian besar
anjing memang sering tidak perlu berurusan dengan tugas yang
rumit-rumit, sehingga tidak ada kesempatan belajar hal-hal yang sulit
seperti membuka pintu tanpa bantuan manusia. Anjing yang sudah dilatih
sebagai anjing penuntun bagi
tuna netra dapat mengenali berbagai macam
keadaan bahaya dan cara menghindar dari keadaan tersebut.
Anjing
Weimaraner,
perlu menahan selera memangsa hewan yang diburu agar dapat diajak
berburu oleh manusia.
Anjing ras sangat bervariasi dalam ukuran,
penampilan dan tingkah laku dibandingkan dengan hewan peliharaan yang
lain. Sebagian besar anjing masih mempunyai ciri-ciri fisik yang
diturunkan dari serigala. Anjing adalah
hewan
pemangsa dan
hewan
pemakan bangkai, memiliki gigi tajam dan rahang yang kuat untuk
menyerang, menggigit, dan mencabik-cabik makanan. Ciri-ciri khas dari
moyang serigala masih bertahan pada anjing, walaupun penangkaran secara
selektif telah berhasil mengubah bentuk fisik berbagai jenis anjing ras.
Anjing memiliki otot yang kuat, tulang pergelangan kaki yang bersatu,
sistem
kardiovaskuler
yang mendukung ketahanan fisik serta kecepatan berlari, dan gigi untuk
menangkap dan mencabik mangsa. Bila dibandingkan dengan struktur tulang
kaki manusia, secara teknis anjing berjalan berjingkat dengan jari-jari
kaki.
Anjing dulunya disangka
dikromatis,
sehingga bisa disebut
buta warna menurut standar manusia.
[9][10]
Tapi penelitian yang dilakukan akhir-akhir ini justru menunjukkan
anjing bisa melihat beberapa warna, walaupun tidak seperti yang bisa
dilihat manusia.
Bagi anjing, warna merupakan sinyal subliminal yang ditangkap untuk
membedakan bentuk dari objek yang saling tumpang-tindih, dan bukan warna
pada benda yang bisa langsung dibedakan anjing. Menurut penelitian,
anjing bisa melihat berbagai nuansa warna kuning, ungu atau violet, ulta
violet.
Lensa mata anjing lebih datar dibandingkan dengan lensa mata manusia,
sehingga anjing kurang bisa melihat secara detail dibandingkan manusia.
Sebaliknya, mata anjing lebih sensitif terhadap cahaya dan gerakan
dibandingkan mata manusia. Beberapa anjing ras, memiliki bidang
pandangan sampai 270°. Sebagai perbandingan, manusia hanya mempunyai
bidang pandangan 180°. Bidang pandangan anjing ras dengan kepala lebar
dan kedua mata di depan sebenarnya hampir sama dengan manusia, hanya
sekitar 180°.
[9][10]
[sunting] Indera pendengaran
Anjing bisa mendengar suara frekuensi rendah 16Hz hingga 70K
Hz.
(Manusia
hanya mendengar frekuensi 20Hz-20 KHz), Jumlah lebar frekuensi ini
termasuk cukup bagus, namun masih kalah dari pendengaran kucing.
[10]
Selain itu, anjing bisa menggerak-gerakkan daun telinga agar cepat bisa
menentukan lokasi sumber suara yang sebenarnya. Lebih dari 18 otot pada
daun telinga memungkinkan anjing memiringkan, memutar, menidurkan, atau
menegakkan daun telinga. Anjing mampu menentukan sumber suara lebih
cepat dari manusia, sekaligus bisa mendengar suara yang sumbernya empat
kali lebih jauh yang dapat didengar manusia. Anjing dengan daun telinga
berbentuk alami (tegak seperti daun telinga serigala) biasanya memiliki
pendengaran yang lebih baik daripada anjing berdaun telinga jatuh
seperti terdapat pada banyak spesies hasil domestikasi.
[sunting] Indera penciuman
Anjing memiliki hampir 220 juta sel penciuman yang sensitif terhadap
bau. Luasnya kira-kira selebar
sapu tangan,
sangat luas bila dibandingkan sel penciuman yang dimiliki manusia.
Sebagai pembanding, manusia hanya memiliki 5 juta sel penciuman yang
menempati luas selebar
perangko. Beberapa jenis anjing
ras bahkan sengaja dibiakkan agar lahir anak anjing dengan indera
penciuman yang lebih bagus. Mekanisme pengumpulan informasi di otak
anjing berdasarkan partikel-partikel bau yang berhasil diendus belum
diketahui secara jelas. Menurut hasil penelitian, anjing dapat
membedakan dua jenis bau: partikel bau di udara yang menyebar dari orang
atau benda, dan partikel bau di tanah yang masih bisa dideteksi setelah
beberapa lama. Karakteristik dua jenis partikel bau kelihatannya cukup
berbeda. Partikel bau yang ada di udara mudah hilang, tapi mungkin
begitu jelas dan tidak bercampur bau-bauan yang lain, sedangkan partikel
bau di tanah relatif lebih permanen. Anjing pelacak harus diajak
melakukannya secara berulang-ulang dan berhati-hati, karena bau yang
melekat di tanah mudah tercemar dengan bau-bauan yang lain.
Pelatih anjing pelacak sudah mengerti bahwa anjing tidak mungkin lagi
diajar untuk melacak bau-bauan di atas kemampuan alami yang dimiliki
sejak lahir. Anjing hanya dapat dimotivasi sebaik-baiknya dan diajar
agar bisa berkonsentrasi pada jejak bau yang utama. Anjing pelacak yang
terlatih harus bisa mengabaikan berbagai jejak bau yang lain. Anjing
yang tidak terlatih biasanya senang sekali mengendus berbagai macam bau
selain jejak bau yang diperintahkan. Sewaktu melakukan pekerjaan yang
meletihkan bagi anjing pelacak (misalnya mencari barang selundupan di
atas kapal), anjing harus dimotivasi agar mau kerja keras dalam jangka
waktu yang lama.
Sebagian ahli hewan sekarang sedang memperdebatkan anjing peliharaan
tergolong binatang
omnivora atau
karnivora
berdasarkan makanan yang dimakan. Klasifikasi ke dalam ordo karnivora
tidak berarti anjing harus makan daging melulu. Tidak sama halnya dengan
keluarga
kucing
yang tergolong karnivora sejati dengan
usus kecil yang lebih pendek, anjing tidak
bergantung pada protein daging tertentu atau makanan tinggi protein
untuk memenuhi kebutuhan makan yang paling dasar. Anjing bisa mencerna
dengan baik berbagai macam makanan, termasuk di antaranya
sayur-sayuran dan
serealia
yang dapat dikonsumsi anjing dalam porsi yang besar. Tumbuh-tumbuhan
dimakan anjing liar untuk memenuhi kebutuhan
asam
amino. Selain itu, anjing liar juga memakan isi perut dan usus
berisi tumbuh-tumbuhan yang sedang dicerna hewan herbivora yang menjadi
mangsanya.
Anjing peliharaan bisa bertahan hidup sehat hanya dengan pakan
vegetarian
yang diramu dengan baik, khususnya yang mengandung
susu dan
telur. Tapi
beberapa sumber justru meragukan hal ini, anjing vegetarian dikuatirkan
bisa mengalami pembesaran otot jantung
dilated
ocardimyopathy akibat kekurangan asam amino
L-karnitin[11].
Walaupun demikian, anjing bisa tetap sehat kalau diberi gizi yang
seimbang karena L-karnitin secara alami dikandung berbagai jenis
kacang-kacangan,
biji-bijian,
sayur-sayuran,
buah-buahan, dan serealia tanpa kupas kulit. Di
alam bebas, anjing bisa bertahan hidup dengan makanan vegetarian kalau
hewan buruan sedang tidak ada. Tapi berdasarkan penelitian ilmiah dan
pengalaman sewaktu perlombaan
Iditarod
race yang mengharuskan anjing bertahan berhari-hari dalam keadaan
alam yang ganas, anjing harus mendapat makanan tinggi protein (kadar
40%) termasuk daging untuk mencegah kerusakan jaringan
otot.
Penelitian serupa juga berlaku untuk hewan mamalia yang lain. Protein
dalam prosentase tinggi dikonsumsi anjing liar kalau hewan buruan sedang
melimpah. Pemberian makanan dengan protein yang lebih tinggi dari
tingkat prosentase yang dibutuhkan kelihatannya tidak ada tambahan
manfaatnya bagi anjing.
Anjing sering keranjingan makan
rumput
yang dapat menetralisir
asam lambung
dan membuat anjing
muntah. Anjing
dapat mengeluarkan zat yang tidak diinginkan dari perut dengan cara
memuntahkannya. Kemampuan ini berasal dari kebiasaan makan yang dimiliki
hewan yang berburu secara berkelompok. Makanan harus ditelan secepat
mungkin supaya bisa makan sebanyak-banyaknya sebelum dihabiskan anggota
kawanan yang lain. Sehabis makan, anjing sering memuntahkan kembali
tulang-tulang yang tidak bisa dicerna, bulu hewan yang dimangsa, dan
sebagainya.
[sunting] Makanan berbahaya
Sebagian makanan yang biasa dinikmati manusia bisa berakibat fatal
bagi anjing, termasuk di antaranya
coklat (keracunan
Teobromina),
bawang bombay (
bawang
merah), buah
anggur,
kismis,
[12],
beberapa jenis
permen karet,
pemanis
buatan tertentu,
[13]
dan kacang
Makadamia.
Sekarang berhasil diketahui bahwa
kakao adalah
zat berbahaya bagi anjing, sedangkan
coklat putih
mungkin tidak berbahaya.
Buah anggur dan kismis baru diketahui berbahaya bagi anjing sejak
tahun 2000 dan pemilik anjing belum semuanya tahu tentang hal ini. Sebab
pasti anggur dan kismis berbahaya bagi anjing belum diketahui sampai
sekarang. Tapi seorang
dokter
hewan [14]
berpendapat sistem imunitas anjing menjadi aktif dan menyerang sel-sel
tubuh sendiri akibat dipicu virus yang menyerang tanaman anggur.
[15] .
Keadaan ini disebut
autoimun akut pada anjing dan
sama fatalnya dengan
FIP pada kucing. Apapun alasannya, anjing sama sekali
tidak boleh diberi makan anggur, berbagai jenis kismis dan produknya
seperti
biskuit
sultana.
Tulang yang sudah direbus sama sekali tidak boleh diberikan kepada
anjing, apalagi tulang ayam. Pemanasan mengubah sifat kimia dan sifat
fisik tulang yang berakibat tulang tidak bisa dikunyah anjing dengan
betul. Tulang pecah menjadi bagian-bagian yang tajam dan membahayakan
pencernaan anjing.
Obat-obatan manusia sama sekali tidak boleh diberikan pada anjing
sebagai pengganti obat yang diresepkan untuk anjing. Obat-obatan manusia
ada yang sangat beracun bagi anjing, khususnya obat penghilang rasa
sakit mengandung
parasetamol atau asetaminofen (obat flu).
Minuman beralkohol juga mempunyai tingkat bahaya yang
sama terhadap anjing dan manusia.
Anjing sering menganggap beberapa jenis racun menarik untuk dicoba,
sehingga harus dijauhkan dari cairan
antibeku (
antifreeze),
racun
keong, racun
serangga,
dan racun
tikus.
Anjing paling sering tertipu cairan antidingin yang rasanya manis dan
enak bagi anjing. Bisa saja sewaktu tidur-tiduran, anjing tidur di atas
tumpahan atau bekas tumpahan cairan antidingin dari mobil, terkena bulu
dan dijilat-jilat. Pemilik anjing di negara yang tidak mengenal
musim
dingin pasti tidak perlu kuatir anjingnya keracunan cairan
antibeku.
Tanaman hias yang beracun bila dimakan anjing di antaranya
keladi hias (
caladium),
Sri Rejeki,
dan
Philodendron yang semuanya bisa menyebabkan
iritasi
kerongkongan.
Hops yang
digunakan sebagai perasa pada
bir sangat berbahaya dan bisa menyebabkan demam tinggi (
malignant
hyperthermia).
[16]
Amarilis,
Bunga bakung,
Hedera helix,
Iris, dan
umbi
tuli
bisa menyebabkan iritasi perut yang sering berlanjut pada kelumpuhan
sistem
saraf sentral hingga
koma dan kematian. Anjing bisa mati jika tidak sengaja
termakan tanaman
Digitalis,
Convallaria,
Bunga
mentega, serta tanaman hias genus
Consolida
dan
Delphinium
karena sistem
kardiovaskuler
menjadi terganggu. Berbagai jenis tanaman hias dari genus Taxus juga
tidak kurang berbahaya karena memengaruhi sistem saraf anjing. Pemilik
anjing yang menemui anjing peliharaannya memakan salah satu dari tanaman
tersebut di atas harus segera membawa anjingnya ke dokter hewan.
Cairan pembersih rumah tangga juga berbahaya bagi anjing,
amonia,
cairan
pemutih
pakaian,
karbol,
sabun,
deterjen,
kamper dan
korek
api. Kosmetik seperti
deodoran,
pewarna
rambut,
cat kuku dan
aseton
dan
sunblock juga
harus dijauhkan dari anjing.
[sunting] Jenis-jenis anjing
Anjing ada banyak jenisnya. Misalnya seperti doberman, welsh corgi,
poodle, dan lain-lain. Anjing yang berbeda jenis mempunyai perbedaan,
antara lain: makanannya, ukurannya, sifatnya, cara perawatannya, dan
lain-lain.
Anjing rentan terhadap berbagai penyakit, mulai yang ringan-ringan
hingga yang berbahaya. Beberapa penyakit di antara juga merupakan
penyakit pada manusia, tapi sebagian lainnya merupakan penyakit khusus
anjing. Seperti halnya mamalia, anjing juga rentan terhadap keletihan
akibat cuaca panas, udara kelembaban tinggi, atau perubahan temperatur
yang drastis.
[17]
Penyakit menular yang mudah menyerang anjing di antaranya penyakit
rabies
(anjing gila),
parvovirus,
dan
distemper. Penyakit bawaan pada anjing yang
diturunkan secara genetik di antaranya penyakit
HD
(kelainan formasi persendian pangkal paha), kelainan sendi lutut (
patellar
luxation), hingga
epilepsi dan kelainan katup pembuluh darah paru (
pulmonal
stenosis). Anjing bisa menderita hampir semua penyakit yang bisa
diderita manusia, mulai dari
hipotiroidisme,
kanker,
sakit
gigi, hingga
penyakit jantung.
[sunting] Hewan parasit
Hewan parasit yang sering menyerang bagian tubuh anjing bagian luar
adalah berbagai jenis
kutu,
tungau dan
caplak.
Sedangkan hewan parasit yang hidup di dalam perut anjing adalah
cacing gelang,
cacing
cambuk,
cacing kait,
dan
cacing tambang.
[sunting] Kelainan fisik
Sebagian anjing ras rentan terhadap penyakit bawaan, seperti kelainan
formasi persendian pangkal paha (penyakit HD), kelainan sendi lutut (
patellar
luxation), kelainan celah langit-langit mulut,
kebutaan,
atau
ketulian.
Anjing juga bisa terkena penyakit yang sering diderita manusia, termasuk
diabetes,
epilepsi,
kanker,
dan
artritis.
Anjing ras berdada lebar sering mempunyai masalah kelebihan gas di
perut (
gastric torsion).
[sunting] Harapan hidup
Harapan hidup anjing bergantung pada jenis rasnya. Anjing ras
berukuran besar rata-rata hanya bisa hidup sampai 7-8 tahun, sedangkan
anjing ras Terrier ukuran kecil bisa hidup sampai 20 tahun. Harapan
hidup rata-rata anjing berukuran sedang dan anjing kampung adalah
sekitar 13-14 tahun. Menurut catatan yang bisa dipercaya, anjing paling
panjang usia yang berumur 29 tahun akhirnya meninggal pada tahun 1939.
Anjing bisa panjang umur jika diberi makanan secara benar,
berolahraga, dan diajak ke dokter hewan untuk pemeriksaan kesehatan
secara teratur. Pemilik anjing juga perlu mencurahkan perhatian terhadap
semua kebutuhan anjing dan mencintainya sepenuh hati.
[sunting] Tingkah laku
Anjing adalah hewan sosial, tapi kepribadian dan tingkah laku anjing
bisa berbeda-beda bergantung pada masing-masing ras. Selain itu,
kepribadian dan tingkah laku anjing bergantung pada perlakuan yang
diterima dari pemilik anjing dan orang-orang yang berkomunikasi dengan
sang anjing. Anjing yang menerima kekerasan dari pemilik atau dengan
sengaja dibuat kelaparan bisa menjadi anjing cepat marah dan berbahaya.
Pemilik yang gagal mendidik anjing bisa menyebabkan tingkah laku anjing
menjadi tidak normal.
[rujukan?]
Tidak jarang, anjing yang kurang perhatian dari pemilik dan kurang
pendidikan menjadi suka mengigit orang atau menyerang binatang-binatang
lain.
[sunting]
Leluhur
anjing dan sejarah domestikasi
Penelitian
sistematika
molekuler menunjukkan anjing (
Canis lupus familiaris)
merupakan keturunan dari satu atau lebih populasi serigala liar (
Canis
lupus). Seperti bisa dilihat dari
tata
nama (nomenklatur) untuk anjing, leluhur anjing adalah serigala.
Anjing juga bisa kawin silang dengan serigala.
Hubungan antara manusia dan anjing mempunyai sejarah yang panjang.
Fosil
serigala ditemukan bersama fosil famili
Hominidae yang berasal dari 400.000 tahun yang
lalu. Penggabungan bukti genetika dan arkelogis menunjukkan anjing sudah
didomestikasi
sejak akhir zaman
Paleolitik
Atas yang merupakan peralihan antara zaman
Pleistosin dan
Holosin, antara 17.000 samapi 14.000 tahun yang
lalu. Walaupun demikian, penelitian morfologi fosil tulang dan analisis
genetika anjing zaman kuno, anjing zaman sekarang, dan serigala belum
bisa memastikan asal mula domestikasi anjing. Semua anjing kemungkinan
berasal hanya dari satu kelompok serigala yang mengalami domestikasi.
Tapi ada kemungkinan anjing didomestikasi terpisah-pisah di lebih dari
satu lokasi. Pada beberapa kesempatan, anjing hasil domestikasi mungkin
juga kawin dengan kawanan serigala liar setempat.
Fosil anjing tertua adalah dua tulang
kranium
dari
Rusia
dan
rahang bawah
dari
Jerman
asal 13.000 sampai 17.000 tahun yang lalu. Kemungkinan besar leluhur
fosil anjing tertua adalah serigala besar
kawasan
Holarktik utara
Canis lupus lupus. Fosil anjing yang lebih
kecil dari gua-gua peninggalan
kebudayaan
Natufian asal zaman
Mesolitik. Fosil diperkirakan berasal dari
12.000 tahun yang lalu dan merupakan keturunan serigala Asia barat daya
Canis
lupus arabs yang berukuran tubuh sedang. Dari
lukisan
dinding gua dan sisa-sisa tulang asal 14.000 tahun yang lalu,
anjing sudah menyebar dari
Afrika
Utara sampai
Eurasia dan
Amerika
Utara. Orang zaman kuno di Eropa sudah menghargai anjing sebagai
sahabat sejati. Di
Svaerdborg,
Denmark
terdapat kuburan anjing yang berdampingan dengan makam orang dari zaman
Mesolitik.
Analisis DNA yang dilakukan selama ini menunjukkan hasil yang
berbeda-beda. Vilà, Savolainen, dan rekan (1997) menyimpulkan bahwa
anjing merupakan percabangan dari serigala yang terjadi sekitar 75.000
sampai 135.000 tahun yang lalu. Analisis lanjut yang dilakukan
Savolainen et al. (2002) menunjukkan "semua populasi anjing berasal dari
sumber gen (
gene pool) tunggal" bersama-sama dengan serigala.
Percabangan terjadi di
Asia Timur sekitar 40.000 sampai 15.000 tahun
yang lalu. Verginelli et al. (2005) justru mengusulkan agar saat
terjadinya percabangan anjing dari serigala perlu dikaji kembali.
Alasannya, umur geologis dari fosil yang lebih muda sering ditaksir
terlalu tinggi menurut pengukuran jam molekuler yang kurang akurat.
Sebagai jalan tengah yang cocok dengan bukti-bukti arkeologis,
percabangan anjing dan serigala kemungkinan besar terjadi sekitar 15.000
tahun yang lalu.
Verginelli meneliti bukti-bukti
DNA
dari 5 fosil prasejarah
Canidae yang menurut metode pengukuran karbon
berasal dari 15.000 sampai 3.000 tahun yang lalu, 341 ekor serigala dari
beberapa populasi di seluruh dunia, dan 547 anjing ras murni. Hasil
penelitian menunjukkan leluhur anjing berasal dari berbagai kawanan yang
terpisah, dan atau interbreed (saling kawin) dengan anjing purba dan
serigala di berbagai tempat yang tersebar di seluruh dunia. Sejarah
anjing yang lebih mendetail belum selesai diteliti, dan sampai
tersedianya bukti-bukti yang bisa dipercaya, sejarah nenek moyang
serigala berikut ini hanya bersifat perkiraan saja.
[sunting] Nenek moyang serigala
Walaupun semua serigala termasuk dalam spesies
Canis lupus, di seluruh dunia terdapat (atau
pernah ada) berbagai subspesies serigala yang berbeda penampilan, ciri
fisik, dan struktur sosial.
Serigala Jepang yang sudah punah dan
Canis
lupus lycaon asal Amerika Utara memiliki warna bulu, teknik berburu,
dan struktur sosial yang berbeda.
Dibandingkan dengan subspesies serigala yang lain,
Serigala
India diperkirakan banyak berperan menghasilkan berbagai jenis
anjing. Sekaligus nenek moyang berbagai jenis anjing liar yang sekarang
bisa ditemukan di berbagai tempat dunia seperti
dingo dan
anjing Paria.
Serigala India juga mungkin kawin dengan keturunan Serigala Eropa dan
menghasilkan anjing ras
Mastiff.
Selanjutnya dari Mastiff berkembang berbagai jenis anjing ras seperti
Pug,
Saint Bernard, dan
Bloodhound.
Tibetan
Mastiff juga merupakan keturunan Mastiff yang paling kuno.
Serigala
Eropa berperan dalam menghasilkan anjing ras
Spitz,
sebagian besar
terrier, dan berbagai jenis
anjing
gembala yang ada sekarang.
Serigala
China kemungkinan besar merupakan nenek moyang
anjing
Peking dan toy
Spaniel. Tapi
mungkin saja keturunan serigala China dan serigala Eropa saling kawin
selama berabad-abad yang lalu dan menghasilkan berbagai jenis
anjing mini
asal Asia.
Serigala spesies
Canis lupus lycaon merupakan nenek moyang
langsung bagi sebagian besar (atau semua)
anjing penarik kereta salju (
sled dog) yang hidup
di Amerika Utara. Interbreeding antara anjing yang hidup di kawasan
Arktik
dengan serigala masih berlangsung. Keturunan yang dihasilkan sangat
disukai manusia, karena mempunyai ciri fisik mirip serigala yang mampu
bertahan di alam kutub yang ganas. Peranakan anjing-serigala juga sering
tidak disengaja, karena kebetulan anjing dan serigala hidup di
lingkungan yang sama.
Karakteristik
fenotipe yang membedakan serigala dengan anjing
hampir tidak ada. Serigala biasanya memiliki "bulu ekor yang mengembang"
dan daun telinga yang tegak. Sebagian besar anjing cuma memiliki salah
satu dari kedua ciri khas serigala, walaupun ada juga anjing ras yang
memiliki keduanya.
[sunting] Proses domestikasi
Penelitian yang dilakukan akhir-akhir ini menunjukkan domestikasi
hewan atau ciri-ciri domestikasi pada hewan bisa berlangsung dalam waktu
yang lebih singkat
[18]dari
waktu yang pernah diperkirakan dulu. Domestikasi anjing liar dapat
berlangsung dalam satu atau dua generasi manusia bila dilakukan
pembiakan
selektif yang disengaja. Domestikasi anjing awalnya didorong motif
saling menguntungkan oleh kedua belah pihak. Anjing liar yang memungut
sisa-sisa makanan di sekeliling permukiman manusia mendapat lebih banyak
makanan dibandingkan rekan-rekan satu kawanan yang masih liar dan takut
pada manusia. Anjing liar yang kebetulan menyerang manusia purba atau
anak-anaknya kemungkinan diusir atau dibunuh, sedangkan anjing liar yang
bersahabat dengan manusia selamat. Manusia purba memanfaatkan anjing
untuk mengusir hewan liar pengganggu manusia. Indera anjing yang tajam
menjadikan anjing bertugas sebagai penjaga manusia dari kedatangan hewan
pemangsa yang selalu mengincar.
[sunting] Daging anjing
Selain sebagai binatang peliharaan, anjing masih diternakkan dan
disembelih sebagai sumber protein di beberapa tempat di dunia. Di
negara-negara yang menyayangi anjing sebagai hewan peliharaan, memakan
daging anjing merupakan tindakan tabu dan melawan kebiasaan.
Di beberapa provinsi di Indonesia, daging anjing disantap sebagai
sumber protein baik secara terang-terangan maupun diam-diam. Dalam
makanan Manado, daging anjing dikenal sebagai "
RW" (singkatan
dari "rintek wuuk" yang dalam bahasa Tombulu berarti bulu halus).
[19]
Masakan Batak juga mengenal masakan daging anjing, walaupun daging
anjing yang berkode "B1" bukanlah makanan yang paling populer dalam
kuliner Tapanuli.
[20]
Di
Solo,
Sate Jamu
atau Sengsu adalah sebutan untuk sate dan
tongseng
daging anjing.
[21]
[sunting] Anjing terkenal
Persahabatan manusia dan anjing yang telah berlangsung lama
menjadikan banyak sekali
anjing
terkenal karena kesetiaan terhadap manusia atau kebetulan dipelihara
orang terkenal yang dibenci banyak orang. Di dalam budaya populer,
berbagai
tokoh anjing
menjadi terkenal karena perannya dalam novel, serial televisi, film,
dan permainan video.
Anjing
Maltese bermain-main dengan timbunan daun musim
gugur.
Di seluruh dunia terdapat lebih dari 800 jenis
anjing
ras (anjing trah) yang diakui oleh
kennel club
di berbagai negara. Istilah "anjing trah murni" sebenarnya hanya
berlaku untuk beberapa generasi tertentu anjing, soalnya semua anjing
ras berasal dari anjing campuran.
Sebagian kecil
jenis
anjing ras yang utama merupakan hasil evolusi lebih dari 10.000
tahun yang lalu dan sama tuanya dengan sejarah domestikasi anjing. Tapi
sebagian besar anjing ras justru merupakan produk dari
seleksi buatan yang disengaja. Berbagai anjing ras yang
dihasilkan seleksi buatan benar-benar memiliki ciri-ciri tersendiri yang
hanya khas untuk ras tersebut. Akibatnya, dua ekor anjing dari ras yang
berbeda bisa terlihat sangat berbeda, walaupun keduanya merupakan hewan
yang sama. Walaupun sama-sama anjing dan penampilannya terlihat sangat
berbeda, anjing masih bisa mengenali rekan sesama anjing di antara
hewan-hewan lain.
Definisi anjing ras (anjing trah) sangat mengundang kontroversi.
Bergantung pada total
populasi
pendiri, pengembangbiakan dengan menggunakan gene pool tertutup yang
mengakibatkan terjadinya
perkawinan sekerabat atau
efek
pendiri. Pembiak anjing (kennel) sudah semakin sadar akan
pentingnya populasi gen dan mempertahankan keanekaragaman dalam gene
pool. Pemeriksaan kesehatan dan tes DNA yang dilakukan pembiak anjing
dapat menghindarkan terlahirnya anak-anak anjing dengan masalah
kesehatan dan tingkah laku yang serius.
Sebagian organisasi anjing ras sudah menetapkan standar untuk suatu
ras (trah) secara lebih longgar. Seekor anjing sudah bisa dimasukkan
sebagai anggota ras bila memiliki 75% dari karakteristik yang harus ada
pada ras tersebut. Pertimbangan yang sama tentang standar anjing ras
juga diberlakukan dalam
pameran
anjing.
Anjing
ras murni yang menjuarai pameran anjing juga kadang-kadang tidak
luput dari
gangguan
genetik akibat efek pendiri dan perkawinan antarkerabat
[22]
Walaupun demikian, masalah ini tidak hanya terbatas pada
anjing
ras murni saja dan bisa juga berlaku pada populasi anjing campuran.
[23]
Keuntungan memelihara anjing ras adalah tingkah laku dan bentuk fisik
yang bisa diduga dengan lebih akurat. Anjing
Labrador Retriever umumnya senang bermain air, sedangkan
Beagle
pastinya sangat tertarik dengan berbagai bau-bauan. Sebaliknya, bentuk
fisik dan tingkah laku anjing campuran sulit diduga dan kadang-kadang
sangat unik.
Di bulan Februari 2004, Canine Studies Institute di
Aurora, Ohio
mengelompokkan anjing menjadi 10 kategori.
Anjing
campuran atau anjing
mongrel adalah
anjing yang tidak tergolong ke dalam ras tertentu, dan merupakan
campuran dari 2 ras atau lebih dalam berbagai persentase. Anjing
campuran (anjing kampung), atau anjing tanpa asal-usul ras murni
sama
sekali tidak lebih bagus atau lebih jelek dibandingkan anjing ras
untuk digunakan sebagai sahabat,
binatang peliharaan,
anjing
pekerja, atau bertanding dalam
olahraga
anjing. Anjing campuran malah kadang-kadang sengaja dibuat, misalnya
anjing Cockapoo yang merupakan campuran Cocker Spaniel dengan
Pudel mini.
Persilangan yang disengaja seperti ini diharapkan menghasilkan anak
anjing yang lebih superior sebagai akibat dari
heterosis.
Selain itu, anak anjing bisa memiliki ciri-ciri lain yang diinginkan,
tapi kehilangan satu atau lebih ciri-ciri yang dimiliki orantuanya,
seperti temperamen atau warna bulu. Walaupun demikian, persilangan tanpa
tes genetika kadang-kadang bisa menurunkan kerusakan genetika yang
dimiliki kedua orangtua. Perkawinan silang yang disengaja antara dua
atau lebih anjing ras juga bisa menghasilkan anjing ras baru.
[sunting]
Neoteni dalam evolusi
berbagai anjing ras
Evolusi yang cepat dari serigala menjadi anjing adalah contoh
neoteni atau
pedomorfosis.
Seperti spesies lainnya, anak serigala lebih bersifat sosial dan kurang
dominan
dibandingkan serigala dewasa. Baik secara sengaja mapun tidak, sifat
anak serigala yang disenangi manusia lebih cenderung berakibat pada
sifat kekanak-kanakan yang terus terbawa sampai menjadi serigala dewasa.
Seleksi pedomorfosis secara alami juga berakibat pada bertahannya ciri
fisik serigala muda. Dibandingkan dengan serigala, sebagian besar anjing
ras dewasa tetap mempertahankan ciri fisik anak-anak, seperti bulu yang
lembut, tubuh montok, kepala dan mata yang besar, daun telinga yang
jatuh dan bukan tegak, serta berbagai karakteristik lain yang dimiliki
mamalia muda. Semuanya demi mendapatkan semacam
perlindungan dan pengasuhan dari mamalia dewasa, termasuk manusia dengan
alasan "lucu" atau "menggemaskan."
Masih terdapat banyak lagi contoh neoteni pada anjing, masing-masing
ras mendapat perlakuan neoteni yang berbeda-beda bergantung pada
sifat-sifat anjing yang diingini.
[24]
- Anjing
gembala penjaga hewan ternak menunjukkan sifat-sifat anjing pemburu,
namun secara terkendali. Anggota kelompok ini seperti Border
Collies, Belgian Malinois dan German
Shepherd menggunakan taktik pemburu terhadap hewan buruan untuk
menakut-nakuti agar kawanan ternak bisa dikendalikan. Naluri alami untuk
membunuh hewan buruan ditekan melalui latihan. Anjing ras lain yang
termasuk ke dalam kelompok ini, seperti Welsh Corgi,
Canaan, dan Australian
Cattle bertindak lebih agresif sewaktu menggembalakan ternak.
Sekaligus memanfaatkan bentuk tubuh yang lebih kecil untuk mengelak dari
hewan yang melawan.
- Anjing
pemburu (gun dog atau bird dog) merupakan teman
manusia sewaktu berburu. Anjing pointing
breed (penunjuk lokasi buruan), setter (pencari
hewan buruan), spaniel dan retriever
(pemungut buruan) mengalami pedomorfosis tingkat menengah. Ikut berburu
bersama "kawanan," tapi hanya berperan sebagai "pemburu" yunior yang
tidak ikut ambil bagian dalam penyerangan yang sesungguhnya. Anjing
jenis ini menemukan hewan target yang potensial dan membuatnya tidak
bisa melarikan diri, tapi menahan diri dan tidak menyerang buruan.
Kesempatan menyerang justru diberikan kepada pemangsa yang lebih dewasa.
Hasilnya adalah anjing ras dengan tingkah laku "penunjuk" lokasi hewan
buruan. Sama halnya dengan tingkah laku anjing "pemungut" yang tidak
membunuh sendiri hewan buruannya. Mereka hanya bertugas memungut hewan
buruan yang sudah mati atau terluka dan membawanya untuk rekan-rekan
sesama "kawanan." Ciri fisik anjing pemburu lebih dekat dengan anjing
dewasa dibandingkan dengan anjing penggembala, tapi biasanya tidak
memiliki daun telinga yang tegak.
- Anjing
pelacak (Scenthound)tetap mempunyai ukuran tubuh sedang dan
pola tingkah laku membuntuti mangsa dengan cara mengikuti jejak baunya.
Anjing yang termasuk ke dalam kelompok ini tetap menahan diri untuk
tidak menyerang mangsa sendirian, dan perlu memanggil pimpinan kawanan
(dalam hal ini, manusia) untuk menyelesaikan tugasnya. Beagle,
Bloodhound, Basset Hound, Coonhound, Dachshund, Fox Hound, Otter Hound,
dan Harrier termasuk ke dalam kelompok ini.
- Sighthound
merupakan anjing yang mengejar dan menyerang segala mangsa yang
terlihat. Anjing yang termasuk ke dalam kelompok ini tetap
mempertahankan bentuk fisik anjing dewasa, dengan ciri fisik khas
seperti dada sempit dan tubuh yang langsing. Tapi anjing jenis ini sudah
tidak lagi memiliki daun telinga tegak dan bulu dua lapis mirip mantel
seperti yang dimiliki serigala. Afghan, Borzoi, Saluki, Sloughi, Pharaoh
Hound, Azawakh, Whippet, dan Greyhound termasuk ke dalam kelompok ini.
- Jenis Mastiff yang
bertubuh besar dan tinggi, memiliki bagian dada yang besar seperti drum,
tulang yang besar dan tengkorak yang tebal. Kelompok anjing ini secara
tradisional dibiakkan untuk perang dan anjing penjaga.
- Jenis Bulldog
yang berukuran tubuh sedang, dibiakkan untuk berkelahi melawan hewan
peliharaan lain atau binatang liar. Anjing jenis ini memiliki tengkorak
persegi, tulang yang besar, bahu yang lebar, dan berotot kuat.
- Jenis Terrier
memiliki sifat agresif dan kurang tunduk pada anggota kawanan yang
lebih senior. Kelompok ini memiliki ciri fisik anjing dewasa seperti
telinga tegak, walaupun jenis yang disenangi kebanyakan berukuran tubuh
kecil dan memiliki kaki yang
pendek, sehingga anjing jenis ini bisa mengejar mangsa yang berada
di dalam liang.
Anjing yang paling sedikit memperlihatkan pola tingkah laku
pedomorfosis adalah anjing ras
Basenji.
Dikembangbiakkan di
Afrika untuk berburu bahu membahu dengan manusia,
anjing Basenji sangat mandiri, tidak perlu banyak diperhatikan dan juga
tidak mengharapkan terlalu diatur manusia. Sering disebut memiliki
kepribadian mirip
kucing, walaupun memiliki ciri fisik seperti anjing
dewasa pemangsa.
Selain pola tingkah laku menurut kelompok di atas, anjing secara umum
sudah tentu bisa mengubah tingkah laku sesuai pengalaman, termasuk
belajar dari tingkah laku "pimpinan kawanan" (manusia). Kapasitas anjing
untuk belajar memungkinkan anjing dilatih sedemikian rupa sehingga
tidak menyerupai sifat alami yang dimiliki ras anjing tersebut. Walaupun
demikian, latihan sering tidak dapat mengubah pola perilaku alami
anjing ras tertentu.
Whippet
misalnya, mungkin tidak bisa diajar menggembala kawanan domba.
[sunting] Anjing ras asli
Indonesia
Dari seluruh jenis anjing ras yang ada di dunia belum ada satu pun
juga anjing ras asli Indonesia.
Anjing Kintamani adalah anjing ras pertama asli Indonesia
yang diakui
Perkumpulan Kinologi Indonesia
(PERKIN), tapi belum diakui
Fédération Cynologique
Internationale (FCI) sebagai anjing ras kelas dunia. Habitat asli
Anjing Kintamani berada di hutan disekitar gunung Batur Propinsi Bali.
- ^ a
b
"Mammal
Species of the World - Browse: lupus". Bucknell.edu. http://www.bucknell.edu/MSW3/browse.asp?id=14000738. Diakses pada 10 Agustus 2010.
- ^ a
b
"Mammal
Species of the World - Browse: dingo". Bucknell.edu. http://www.bucknell.edu/MSW3/browse.asp?id=14000751. Diakses pada 10 Agustus 2010.
- ^ McGourty, Christine
(2002-11-22). "Origin of
dogs traced". BBC News. http://news.bbc.co.uk/2/hi/science/nature/2498669.stm. Diakses pada 29 November 2012.
- ^ Vilà, C. et al. (1997).
- ^ [|Wayne, Robert K.]
(30 Januari 1997; diterima 14 April 1997). "Multiple
and ancient origins of the domestic dog" (pdf). Science 276:
1687-1689. http://www.mnh.si.edu/GeneticsLab/StaffPage/MaldonadoJ/PublicationsCV/Science_Dog_Paper.pdf.
- ^ [|Wayne, Robert K.].
"Multiple and Ancient
Origins of the Domestic Dog". myVine. http://www.idir.net/~wolf2dog/wayne1.htm. Diakses pada 29 November 2012.
- ^ Kerstin,
Lindblad-Toh (08-12-2005). "Genome
sequence, comparative analysis and haplotype structure of the domestic
dog". Nature 438: 803-819. http://www.nature.com/nature/journal/v438/n7069/abs/nature04338.html.
- ^ a
b
Savolainen,
Peter (2002-11-22). "Genetic
Evidence for an East Asian Origin of Domestic Dogs". Science
298 (5598): 1610 - 1613. doi:10.1126/science.1073906. http://www.sciencemag.org/cgi/content/full/298/5598/1610.
- ^ a
b
A&E Television Networks (1998). Big
Dogs, Little Dogs: The companion volume to the A&E special
presentation, A Lookout Book, GT Publishing. ISBN 1-57719-353-9 (hardcover).
- ^ a
b
c
Alderton, David (1984). The Dog,
Chartwell Books. ISBN 0-89009-786-0.
- ^ Small animal internal medicine, RW Nelson,
Couto page 107
- ^ "ASPCA
Animal Poison Control Center Issues Nationwide Update: Raisins and
Grapes Can Be Toxic To Dogs". ASPCA Press Releases. American
Society for the Prevention of Cruelty to Animals. 6 Juli 2004. http://www.aspca.org/site/News2?page=NewsArticle&id=16645. Diakses pada 30 Mei 2006.
- ^ "Dog
owners warned over sugar-free items". Reuters.
http://news.yahoo.com/s/nm/20060930/us_nm/life_dogs_dc.
- ^ Symes, John B.. "Who is DogtorJ? (Contact)". http://dogtorj.tripod.com/id10.html. Diakses pada 30 Mei 2006.
- ^ Renee750il (2004-07-17
- ^ Duncan, K. L.
(1997-01-01). "Malignant hyperthermia-like reaction secondary to
ingestion of hops in five dogs". Journal of the American Veterinary
Medical Association 210 (1): 51-4. ). "Finally,
some reliable info on grapes & raisins". Chazhound Dog Forum. http://www.chazhound.com/forums/showthread.php?t=591. Diakses pada 30 Mei 2006.
- ^ Gedon, Trisha
(2006-05-25). "Summer
heat can be tough on pets". Division of Agricultural Sciences
and Natural Resources. Oklahoma State University. http://www2.dasnr.okstate.edu/index.php?option=com_content&task=view&id=257&Itemid=103. Diakses pada 21 Agustus 2006.
- ^ http://www.amsci.org/amsci/articles/99articles/Trut.html#26879
- ^ "Pesona
Hidangan Manado di Hotel Redtop". Sinar Harapan. http://www.sinarharapan.co.id/feature/cafe_resto/2002/06/4/caf02.html. Diakses pada 29 November 2006.
- ^ Winarno, Bondan. "Naniura". Kompas. http://www.kompas.com/kcm/bondan/bd20.htm. Diakses pada 29 November 2006.
- ^ Tim LP POM MUI. "“Sate Jamu”,
Haram!". HalalGuide LPPOM-MUI. http://www.halalguide.info/content/view/603/38/. Diakses pada 29 November 2006.
- ^ Shook, Larry (30 Mei
1995). The Puppy Report: How to Select a Healthy, Happy Dog. New
York: Ballantine. hlm. 57-72. ISBN 0-345-38439-3.
- ^ tucker, bush (30 Mei
1995). The Puppy Report: How to Select a Healthy, Happy Dog. New
York: Ballantine. hlm. 13-34. ISBN 0-345-38439-3.
- ^ Stephen Jay Gould
(1993). Eight
Little Piggies: Reflections in Natural History. W. W. Norton
& Company. hlm. 394. http://books.google.com/books?id=_kOoVw0SIhUC&pg=PA394&lpg=PA394&vq=neotenous+behavior&dq=%22Gould%22+%22Eight+Little+Piggies:+Reflections+in+Natural+History%22+&sig=Q1iF36A6ieMKgh3eRAtSeDKTydQ.
[sunting] Daftar pustaka
- Abrantes, Roger (1999). Dogs Home Alone. Wakan Tanka, 46
pages. ISBN 0-9660484-2-3 (paperback).
- A&E Television Networks (1998). Big Dogs, Little Dogs: The
companion volume to the A&E special presentation, A Lookout
Book, GT Publishing. ISBN 1-57719-353-9 (hardcover).
- Alderton, David (1984). The Dog, Chartwell Books. ISBN 0-89009-786-0.
- Brewer, Douglas J. (2002) Dogs in Antiquity: Anubis to Cerberus:
The Origins of the Domestic Dog, Aris & Phillips ISBN 0-85668-704-9
- Coppinger, Raymond and Lorna Coppinger (2002). Dogs: A New
Understanding of Canine Origin, Behavior and Evolution, University
of Chicago Press ISBN 0-226-11563-1
- Cunliffe, Juliette (2004). The Encyclopedia of Dog Breeds.
Parragon Publishing. ISBN 0-7525-8276-3.
- Derr, Mark (2004). Dog's Best Friend: Annals of the Dog-Human
Relationship. University of Chicago Press. ISBN 0-226-14280-9
- Donaldson, Jean (1997). The Culture Clash. James &
Kenneth Publishers. ISBN 1-888047-05-4 (paperback).
- Fogle, Bruce, DVM (2000). The New Encyclopedia of the Dog.
Doring Kindersley (DK). ISBN 0-7894-6130-7.
- Grenier, Roger (2000). The Difficulty of Being a Dog.
University of Chicago Press. ISBN 0-226-30828-6
- Milani, Myrna M. (1986). The Body Language and Emotion of Dogs: A
practical guide to the Physical and Behavioral Displays Owners and Dogs
Exchange and How to Use Them to Create a Lasting Bond, William
Morrow, 283 pages. ISBN 0-688-12841-6 (trade
paperback).
- Pfaffenberger, Clare (1971). New Knowledge of Dog Behavior.
Wiley, ISBN 0-87605-704-0 (hardcover);
Dogwise Publications, 2001, 208 pages, ISBN 1-929242-04-2 (paperback).
- Savolainen, P. et al. (2002). Genetic Evidence for an East Asian
Origin of Domestic Dogs. Science 298. 5598: 1610–1613.
- Shook, Larry (1995). "Breeders Can Hazardous to Health", The
Puppy Report: How to Select a Healthy, Happy Dog, Chapter Two, pp.
13–34. Ballantine, 130 pages, ISBN 0-345-38439-3 (mass market
paperback); Globe Pequot, 1992, ISBN 1-55821-140-3 (hardcover;
this is much cheaper should you buy).
- Shook, Larry (1995). The Puppy Report: How to Select a Healthy,
Happy Dog, Chapter Four, "Hereditary Problems in Purebred Dogs", pp.
57–72. Ballantine, 130 pages, ISBN 0-345-38439-3 (mass market
paperback); Globe Pequot, 1992, ISBN 1-55821-140-3 (hardcover;
this is much cheaper should you buy).
- Thomas, Elizabeth Marshall (1993). The Hidden Life of Dogs
(hardcover), A Peter Davison Book, Houghton Mifflin. ISBN 0-395-66958-8.
- Verginelli, F. et al. (2005). Mitochondrial DNA from Prehistoric
Canids Highlights Relationships Between Dogs and South-East European
Wolves. Mol. Biol. Evol. 22: 2541–2551.
- Vilà, C. et al. (1997). Multiple
and ancient origins of the domestic dog. Science 276:1687–1689.
(Also "Multiple and Ancient
Origins of the Domestic Dog")
- Small animal internal medicine, RW Nelson, Couto p. 107
[sunting] Pranala luar